Sunday, February 3, 2013

Hex Hall #2 Demonglass

Format : Paperback
Tebal : 449 Halaman
Penerbit : Ufuk
Rating : 3 / 5

maaf. maaf. maaf.
maaf karena saya belum bisa melupakan Four saat seharusnya saya bersama Cal (atau sekarang Archer?)
maaf karena saya masih saja menginginkan Four saat di depan mata saya sudah ada Cal (atau sekarang Archer?)

STOP.

Sophie, hadir kembali di buku dua sebagai sosok yang patah hati. setelah mengetahui cowok yang ditaksirnya ternyata adalah musuhnya dia berusaha melupakan archer (atau sebenarnya tidak). ditemani Cal yang juga menarik perhatian sophie (malleeeeesin kalo tokoh ceweknya kayak gini), akhirnya sophie, cal, jenna, dan ayah sophie pun berangkat ke inggris dengan tujuan menyadarkan sophie bahwa tidak ada gunanya melakukan pemunahan. saat sampai disana, ternyata soph bertemu dengan demon lain, nick dan daisy. yang jadi pertanyaan, darimana asal mereka? siapa yang menciptakan mereka? iya, itu keyword untuk buku ini.

ingat cerita mengenai tunangan antara penyihir dan warlock? disini juga ketauan siapa yang menjadi pasangan sophie.

banyak yang bilang, sekali baca buku ini, nggak bakalan bisa berenti sampe bukunya tamat. saya kasih jawabannya. karena ending setiap bab dari buku ini selalu bikin penasaran makanya (untuk orang-orang yang punya kebiasaan menjanjikan dirinya berhenti membaca saat bab ini/itu selesai) cara itu tidak berhasil dan akan terus lanjut sampai bukunya tamat. untung halamannya nggak banyak dengan huruf yang besar-besar, jadi bacanya enak. tapi sayangnya, buat saya buku 2 ini terlalu gampang ketebak. hanya beberapa bagian saja yang buat saya nggak nyangka. masih seruan buku pertamanya sebenarnya. saya juga nggak suka sama soph yang iiiiiihhh mesti suka sama dua cowok gitu yaaaaa ?! *betek


mau curhat cerita
jadi kan buku ini saya baca setelah saya selesai membaca divergent. dan masalahnya adalah, divergent terlalu menguras seluruh perhatian saya sampai-sampai sedikit-sedikit saya membandingkan tokoh cal/archer dengan four hehehehe..... ya gitu deh pokoknya.

No comments:

Post a Comment