Saturday, December 29, 2012

Kala Kali

jujur, karena saya percaya vabyo akan memberikan sesuatu yang menarik, menjanjikan, dan berbeda maka saya percaya bahwa kalakali ini termasuk pilihan tepat. sayangnya, mungkin saya yang terlalu berekspektasi tinggi terhadap buku ini, kali ini karangan vabyo tidak seperti biasa. cara menulisnya yang biasanya frontal sekaligus lugas agak hilang karena karakter 18 tahun buatannya mungkin. yang jelas, ada beberapa bagian menurut saya yang terlalu dipaksakan atau janggal (atau ganjal?). salah satunya saat si tokoh utama bertemu dengan ibunya. salah duanya saay kebakaran. entahlah.
kemudian beralih kecerita windy. awalnya cerita saya cukup menikmati cerita curhat0curhatan sang editor dan penulisnya tentang asmara masing-masing. lumayan banyak quotes unyu yang saya temukan. tapi semakin ke belakang alurnya semaaaaaaaaaakin melambat. saya hanya mulai melek saat permainan tebak-tebakan bahasa baku dan tidak baku antara bumi dan koma. setelah itu lambaaaaat lagi.


beberapa quotes yang meantik yang sempat saya tangkap

"cinta memang tidak seharusnya membuat cemas. cemas karena mencintai sesuatu, rasanya bukan cinta. bisa saja itu obsesi. atau rasa takut kehilangan barang yang disukai."

"bukankah menginginkan tidak tergantung pada sesuatu adalah bentuk ketergantungan kepada rasa ingin merdeka? apa benar, untuk merdka kita perlu merasa bebas? atau agar merasa bebas, manusia perlu merdeka? jangan-jangan, bebas dan merdeka juga adalah sebuah ilusi."

"kuku jarimu selalu tumbuh meski kaupotong. sebesar itulah cinta. tak pernah sangat besar, tidak juga terlalu kecil. cinta itu cukup."

No comments:

Post a Comment