Format : Paperback
Penerbit : Ufuk
Tebal : 616 Halaman
Rating : 4 / 5
Entah itu disebut prolog atau bukan, diawal buku kedua ini
saya agak kurang ngerti. Baru ngerti pas tau tujuan valentine manggil iblis
agramon itu.
City of ashes ini berasa agak lambat. Baru setelah
clary-jace dkk ketemu sama ratu peri saya bisa nggak berenti baca. Setelah itu
melambat lagi dan semenjak penyerbuan terhadap maia dan luke wah, sudah tidak
terbendung bacanya.
Valentine itu voldemort nya the mortal instruments. Karena
dia selalu berhasil selamat dan masih saja menjadi musuh satu-satunya yang
terkuat dan punya banyak pengikut disini.
Siapa yang tidak bisa mencintai jace? Ditambah lagi,
kerapuhan jace bikin yang baca jadi pengen banget meluk dia. Apalagi kalau jace
sudah ngerasa dia tidak tahu siapa dan dimana dia harus berada *lari-lari india
narik jace ke rumah*
Karena saya terlalu lama memendam review nya jadi sudah agak
lupa ceritanya, terlebih lagi dengan membaca city of glass membuat saya jadi
lupa semuanya. Hiks, city of glass terlalu terlalu keren dan belum bisa move on
sampe sekarang !
No comments:
Post a Comment