Monday, November 26, 2012

Rumah Di Seribu Ombak

Akhirnya setelah 2 bulan buku rumah di seribu ombak ini saya beli, selesai juga saya bacanya. Walaupun banyak bagian yang saya lewatkan. Intinya, saya mengerti apa yang terjadi. Awalnya tertarik baca karena sinopsis yang saya dapat kesannya buku ini bagus, mengharu biru. Pas baca, sesungguhnya saya tidak terlalu larut dalam persahabatan 2 anak yang beda agama ini. Entah kenapa. Buat saya, ikatan mereka berdua yang disebut sebagai sehabat belum terbentuk kuat, atau saya yang memang tidak merasakannya. Padahal konflik dalam buku ini termasuk lambat datangnya. Seharusnya bisa diceritakan lebih lama jika ingin membentuk karakter betapa dekatnya mereka berdua. Cerita dalam buku ini seperti hanya terjadi sebulan. Samihi dan yanik kenalan, kemudian menjadi sahabat yang tak terpisahkan (itu kata buku ini), kemudian samihi dibantu yanik yang beragama hindu untuk ikut lomba qiraah, kemudian masa lalu yanik, rasanya itu semua hanya terjadi dalam sebulan. Masih kurang lama, masih kurang kisah pembentuk chemistry mereka berdua. Yaaa begitulah.



RATING : 2/5

2 comments:

  1. saya belum pernah baca bukunya tapi sudah nonton filmnya. kayaknya lebih bagus cerita yang di buku. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya malah tidak menonton filmnya :p
      selamat baca :)

      Delete