Hari ini, 28 Maret 2018 sampai 28 April 2018, saya memutuskan untuk blogging satu postingan satu hari. Maunya sih, ngevlog kayak idola-idola kalian kan. Tapi, apa daya kuanaknya pemalu dan nda bisa bicara panjang lebar untuk diupload ke khalayak huehue. Jadi, kembali ke habitat dulu-dulu sajalah. Blogging. Tidak ada pembahasan khusus. Tidak ada pressure. Hanya membahas yang ringan. Saya rindu cerita ini itu hehe.
Semoga benar-benar terlaksana.
Baiiiiiik.
Selain pengumuman itu, saya mau cerita sedikit. Tiga puluh hari dari sekarang, saya akan menjadi istri orang. Orang yang (insyaallah) siap menanggung beban kehidupan dunia dan akhirat saya. Orang yang (insyaallah) sayang se-sayang orangtua saya ke saya. Sampai sekarang (setelah lamaran 17 Februari 2018 kemarin) saya masih tidak menyangka kita berdua bisa sampai ke tahap ini. Siapa sangka? Anak wali kelas saya waktu SD kelas 5 dan kelas 6 adalah calon suami saya? Lucu. Tidak banyak yang saya ingat tentang dia, kita beda kelas. Tapi, tiap papasan di koridor dia selalu seperti cacing kepanasan, pemalu dia itu. Ngobrol tidak pernah. Eh, sekarang malah berani mau jadi suami saya. Edan !
Kita ketemu lagi di grup LINE. Disitu saya baru tau, namanya bukan Erwin tapi Ewin he he he. Setidak kenal itu. Padahal dia ketua kelas sebelah, bisa-bisanya salah nama ! Chat berdua pertama kita di game duel otak. Nda ada yang lain. Suatu hari, Ewin nanya-nanya tentang Whatsapp. Bedanya dengan LINE apa? Trus saya (ceritanya) dipake jadi bahan ngetes-ngetes pake WA. Hallah, sok gaptek dia itu padahal mau PDKT hahaha. Dan yah.. sampailah kita dititik ini. Titik persiapan menikah yang riweh tapi seru.
Ini termasuk TMI nda sih? Kalo iya, ceritanya saya mau selesaikan sampai disini saja. Biar saya simpan di ingatan saya dan dia saja. Semoga salah satu dari kami bisa saling mengingatkan untuk cerita di hari tua. Atau setidaknya, postingan ini bisa jadi pancingan untuk kita nanti hehe.
No comments:
Post a Comment