pasti semua orang sudah tahu siapa dia. TKI Indonesia yang diselamatkan oleh KBRI dari hukuman pancung karena telah membunuh majikannya (setelah dibayarkan dendanya sebesar 4,6 M).
kenapa darsem?
saat berita denda untuk menyelamatkan sang TKI itu mencuat, hati nurani masyarakat Indonesia (saya selalu bangga pada rakyat Indonesia dalam hal seperti ini) terketuk untuk membantu menyumbangkan sedikit harta yang dimiliki mereka. masyarakat Indonesia bahu membahu, bergotong royong mengumpulkan dana untuk menyelamatkan sang TKI. dan wow, fantastis, dana yang terkumpul mencapai 1,2 M. tapi, karena KBRI mampu untuk membayarkan denda darsem, maka uang sumbangan untuk darsem itu diberikan seluruhnya kepadanya. SELURUHNYA. maka bebaslah darsem plus kaya raya lah dia. dia telah membeli sawah, membangun rumah, dan kabarnya terlihat seperti toko emas berjalan. janji janjinya untuk memberikan setengah uang itu kepada keluarga Ruyati (TKI yang telah dihukum pancung) ternyata hanya manis di mulut. dia hanya memberikan 20 juta saja kepada anak Ruyati. Wahai Darsem, itu adalah uang sumbangan bukan untuk digunakan berfoya-foya seperti itu. semoga orang-orang yang telah menyumbang diberikan keikhlasan. Amin.
lalu.. siapa Joni?
masa kalian tidak tahu Joni. Joni adalah orang yang paling dicari-cari di sebuah daerah. dia diancam akan digantung dan dibakar hidup-hidup. bahkan ada video yang menampakkan Joni telah digantung dan sebentar lagi akan dibakar. lalu, kemana semua rakyat Indonesia saat melihat Joni mengalami hal yang lebih tragis daripada Darsem? jika Darsem yang membunuh majikannya saja diselamatkan dari hukumannya, kenapa Joni yang hanya bersifat BLAK-BLAKAN tidak diselamatkan?? KENAPA?
KENAPA??!!KENAPAAA??!!!
hhh.... semoga bu Drasem membaca tulisan saya ini sehingga hatinya tergugah untuk memberikan hak dan melaksanakan janji yang telah dikatakannya keluarga Ruyati. juga, memberikan sebagian hasil sumbangan itu untuk menyelamatkan Joni dari hukuman bakar. semoga.
darsem, sang TKI yang selamat dari hukuman pancung
joni, sang blak-blakan yang terancam hukuman
No comments:
Post a Comment